Kesungguhan dan Kesinambungan, Jalan Untuk Menggapai Impian
Sahabat.. dalam upaya menggapai impian
dan cita-cita, kita dituntut untuk bersungguh-sungguh, tekun, dan
terus-menerus tanpa kenal menyerah dan lelah. Tentang hal ini Allah
telah mengisyaratkan melalui Firman-Nya:
“Wa ladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa annallaaha lama’almuhsiniin”
Dan orang-orang yang
bersungguh-sungguh (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesuangguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ankabut: 69)
Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam menuntut sesuatu, ia
akan bertemu dengan apa yang ia tuju, barangsiapa mengetuk pintu
berkali-kali, ia dapat memasukinya, dan barangsiapa berusaha dengan
sekuat tenaga, maka ia akan mendapatkan kesuksesan.
“Man jadda wajada”
Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkan
Perkara yang jauh yang seolah tidak
mungkin untuk dicapai, akan menjadi dekat dan mungkin untuk dicapai
dengan berbekal kesungguhan. Ibarat mengetuk sebuah pintu yang terkunci,
dengan kesungguhan dan ketekunan, maka akan dibukakanlah pintu tersebut
oleh tuan rumahnya.
Seseorang yang dilanda penderitaan dalam mengejar mimpi
atau cita-cita luhur, padahal sarana untuk mewujudkannya sangatlah
terbatas, adalah orang yang sangat didengar keluh kesahnya oleh Allah,
sehingga Allah pun akan membukakan pintu kesuksesan baginya.
Dalam kaitannya dengan masalah ilmu dan kekayaan, Imam As-Syafi’i rahimahullah menegaskan di dalam sebuah sya’ir:
Cita-cita idaman belaka, menjadi faqih penganalisa
Padahal dirimu tak mau sengsara, memang gila banyak ragamnya
Padahal dirimu tak mau sengsara, memang gila banyak ragamnya
Tiada mungkin kau temui, memboyong harta tanpa derita
Ilmu pun demikian halnya, tanpa kepayahan, tak mungkin dimiliki
Ilmu pun demikian halnya, tanpa kepayahan, tak mungkin dimiliki
Coba sahabat perhatikan.. banyak manusia
yang bercita-cita mulia serta bermimpi setinggi langit, padahal
kebanyakan dari mereka tidak ingin bersusah payah untuk mengejarnya. Hal
yang demikian tak ubahnya seperti perbuatan orang yang gila, karena
mereka mengejar sesuatu yang tidak mungkin dicapai, dan ibarat mengejar
fatamorgana.
Kita semua hendaknya menyadari, bahwa
sangat jarang di dunia ini orang yang mengejar harta tanpa kepayahan.
Bagaimana seorang yang tidak bekerja atau berusaha bisa mengantongi
harta. Sungguh suatu hal yang sangat mustahil.
Pentingnya Bermimpi dan Bercita-citalah Luhur
Seberapa kadar ahli cita, cita-cita akan ditemui
Seberapa kadar orang mulia, kemuliaan itu akan didapati
Seberapa kadar orang mulia, kemuliaan itu akan didapati
Barang kecil kelihatan besar di mata orang ber-himmah kecil
barang besar nampaklah kecil di mata orang ber-himmah besar
barang besar nampaklah kecil di mata orang ber-himmah besar
Seandainya kita mempunyai impian dan
cita-cita luhur, maka kita dituntut pula untuk berakhlak luhur, sebab
keberhasilan tercapainya impian dan cita-cita kita sangat bergantung
kepada usaha serta kemuliaan jalan yang ditempuh. Dengan cita-cita yang
luhur, kita akan berani menghadapi segala rintangan yang menghadang,
sehingga rintangan besar kelihatan kecil. Kita harus menyadari bahwa
rintangan adalah perkara yang harus dihadapi bukan untuk dihindari.
Tetapi bila kita mempunyai cita-cita yang rendah, maka kita tidak akan
berani menghadapi kenyataan yang ada, sehingga rintangan yang kecil
seolah kelihatan sangat besar, dan kita juga akan mudah berputus asa.
Bukankah putus asa adalah kematian sebelum kematian yang sesungguhnya?
Allah SWT menghendaki agar
hamba-hamba-Nya bercita-cita luhur, dan membuang cita-cita yang rendah
jauh-jauh. Sebab hasil itu sesuai dengan apa yang ditanam. Menanam
cita-cita luhur, keluhuran yang dicapai. Menanam cita-cita hina, maka
kehinaan pula-lah yamg akan ditemui.
Dalam mengejar impian
dan cita-cita, janganlah tergesa-gesa, dan hendaklah dicapai dengan
usaha terus-menerus. Ibarat sebuah tongkat yang bengkok, ia tidak bisa
langsung diluruskan, tetapi harus pelan-pelan sedikit demi sedikit.
Usaha yang terus menerus (berkesinambungan) akan membawa hasil yang
baik, sedangkan sesuatu yang dikerjakan dengan tergesa-gesa, hasilnya
tidak akan memuaskan.
Sahabat.. semoga apa yang menjadi impian
dan cita-cita kita adalah perkara-perkara yang mulia, serta semoga pula
Allah SWT memberikan kemudahan serta kemampuan kepada kita untuk dapat
menggapainya. Amin..
by: rumah cahayaSebagian naskah dikutip dari buku berjudul “Kode Etik Kaum Santri” karya A. Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah Mahali, sebuah buku saduran dari kitab Ta’limal-Muta’allim karya Imam Az-Zarnuji.
0 komentar:
Posting Komentar